TelkomTelstra.Co.Id – Nama Ruben Amorim mulai menguat untuk menjadi suksesor Juergen Klopp di Liverpool.
Liverpool memang tengah mencari pelatih baru seiring pengunduran diri Juergen Klopp pada Januari 2024.
Klopp telah mengonfirmasi dirinya tidak akan lagi melatih The Reds begitu musim 2023-2024 berakhir.
Salah satu nama yang digadang-gadang untuk meneruskan legasi di Anfield adalah Xabi Alonso.
Hanya saja Xabi Alonso telah mengumumkan dirinya bakal bertahan di Bayer Leverkusen hingga Juni 2025.
Dengan demikian maka pupus harapan Liverpool untuk mengangkut Alonso menjadi pelatih musim depan.
Seiring dengan keputusan Alonso yang bertahan, maka Liverpool mulai mengalihkan perhatiannya ke pelatih asal Portugal, Ruben Amorim.
Ruben Amorim disebut-sebut menjadi incaran pertama dalam daftar pelatih baru mereka.
Juru taktik Sporting CP itu tampil mengesankan musim ini dengan membawa tim kokoh di puncak klasemen Liga Portugal.
Dengan nama Amorim yang dikaitkan Liverpool, bekas anak didiknya di Sporting, Joao Palhinha, mendukung hal itu.
Palhinha memahami benar bagaimana kepelatihan Amorim saat masih berada di Sporting dua tahun lalu sebelum pindah ke Fulham.
Dengan Amorim digadang-gadang menjadi pelatih baru Liverpool, Palhinha berani meng-endorse bekas pelatihnya itu.
“Dia telah melakukan pekerjaan yang luar biasa sejak di Braga.”
“Dia memiliki pengetahuan mendalam tentang permainan dan memiliki hubungan yang dekat dengan para pemain.”
“Dengan cara dia berkembang, dia tidak akan tinggal di Portugal lebih lama lagi.”
“Bukan karena kurangnya kesempatan, dia tidak akan meninggalkan Portugal.”
“Dia bermimpi dan bertujuan untuk memenangkan gelar lainnya bersama Sporting dan kemudian masa depan akan berada di tangannya,” ucap Palhinha menambahkan.
Gelandang asal Portugal itu kemudian ditanya apakah Amorim memiliki kapasitas untuk melatih klub sekelas Liverpool.
“Ya, tentu saja, meskipun tekanannya berbeda,” ucap Palhinha melanjutkan.
“Ketika Anda melatih klub besar Portugal, Anda memiliki tekanan dari para penggemar dan ukuran klub itu sendiri, yang memaksa Anda untuk menang.”
“Ketika Anda melatih Liverpool, Anda memiliki tekanan dari para penggemar, klub dan seluruh dunia.”
“Bagaimana jalannya berkembang, saya pikir ini hanya masalah waktu,” imbuhnya.