Hiburan

Tak Akur dan Saling Benci, Jorge Lorenzo Ceritakan Saat Valentino Rossi Cemburu karena Kehadirannya di Yamaha

180
×

Tak Akur dan Saling Benci, Jorge Lorenzo Ceritakan Saat Valentino Rossi Cemburu karena Kehadirannya di Yamaha

Sebarkan artikel ini

TelkomTelstra.Co.Id – Lorenzo sudah menjadi rekan satu tim Valentino Rossi di Fiat Yamaha Team sejak musim 2008.

Por Fuera langsung tampil ciamik pada musim debutnya dengan mengakhiri posisi di peringkat keempat pada akhir musim.

Memasuki musim kedua, Lorenzo kembali mempertajam pencapaiannya dengan menjadi runner-up MotoGP 2009, masih di bawah Rossi yang saat itu keluar sebagai kampiun.

Hingga musim ketiganya pada MotoGP 2010, Lorenzo berhasil mengalahkan saingannya sendiri yang tak bukan adalah rekan setimnya sendiri, Valentino Rossi.

Garasi tim Yamaha menghadirkan ketegangan antara Lorenzo dan Rossi.

Lorenzo mengatakan dalam wawancara di podcast The Wild Project milik Jordi Wild bahwa dirinya dan Rossi bisa dibilang saling membenci.

“Kami saling membenci satu sama lain. Mungkin ‘benci’ adalah kata yang terlalu kuat.”

“Tapi saya tidak ingin terlalu cepat mengatakannya. Ada rasa antipati yang nyata di antara kami,” ujar juara dunia MotoGP tiga kali itu.

Lorenzo kemudian mengenang sebuah insiden yang memperburuk hubungan mereka.

Dia mengatakan momen tersebut terjadi pada tahun 2005 saat dia masih membalap di kelas 250cc.

Lorenzo ditanya oleh seorang jurnalis tentang kemungkinan mengalahkan Rossi jika ia ikut membalap di kategori yang sama.

“Saya menjawab ya, dan banyak orang yang mengira saya sombong,” kata Lorenzo.

“Tapi saya benar-benar berpikir bahwa dengan motor yang sama saya bisa mengalahkannya,” ujarnya.

Lorenzo juga menjelaskan bahwa keputusan Rossi meninggalkan Yamaha di akhir musim 2010 adalah rasa cemburu terhadap dirinya.

Rossi memilih hengkang dengan berlabuh bersama Ducati selama dua musim pada 2011 dan 2012.

“Dia (Rossi) pergi karena cemburu. Pada tahun 2010, saya telah memenangkan gelar juara dunia pertama saya,” kata Lorenzo.

“Dan dia meminta Yamaha untuk memilih antara dia dan saya.”

“Yamaha ingin dia bertahan, tetapi jika dia memaksa mereka untuk memilih, dia harus pergi,” ucapnya.

Namun, pilihan Rossi bergabung ke Ducati saat itu kurang tepat karena ia mengalami periode terburuk sepanjang kariernya pada MotoGP.

Rossi akhirnya kembali ke Yamaha pada musim 2013 dan kembali memunculkan persaingan lagi dengan Lorenzo.

“Sedikit demi sedikit dia (Rossi) mengambil alih kendali tim dan kami kembali ke hubungan 50-50. Sejak saat itu, persaingan muncul kembali,” tutur Lorenzo.

Lorenzo juga mengenang cedera Rossi di Mugello pada tahun 2010, yang membuka jalan untuk meraih gelar juara dunia pertamanya.

“Dia seharusnya menang, tapi dia terjatuh dan absen berbulan-bulan. Hal itu membuat saya lebih mudah untuk memenangkan kejuaraan,” ujar Lorenzo.

Namun, Lorenzo mengakui bahwa tanpa persaingan dari era Rossi, Casey Stoner, Dani Pedrosa, dan Marc Marquez, dia akan mengumpulkan lebih banyak gelar.

Lorenzo percaya diri bahwa dia bisa saja menjadi juara sampai 10 kali jika tanpa mereka.

“Tanpa mereka, saya mungkin sudah menjadi juara 10 atau 12 kali,” ujar Lorenzo.

Namun, setelah pensiun, dua juara dunia itu mengesampingkan persaingan mereka.

Pada tahun 2021, Lorenzo bahkan diundang ke Ranch de Rossi untuk mengikuti Champions 100 km di Tavullia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *