TelkomTelstra.Co.Id – Ketua panitia penyelenggara Indonesia Open 2024, Armand Darmadji mengatakan pihaknya sudah sejak tahun lalu berencana menggelar turnamen BWF World Tour Super 1000 tersebut di Indonesia Arena.
Namun, kendala teknis dalam pemasangan rigging gantung beserta perlengkapan lighthing membuat turnamen ini kembali ke Istora Senayan.
“Ini menjadi hal baru yang memang berdiri untuk kegiatan olahraga dan event-event lainnya setelah oleh Pak Jokowi waktu itu.”
“Tentu sangat disayangkan tidak bisa kami laksanakan bukan karena tidak kami inginkan. Jadi, kami sudah memberikan press conference saat itu bahwa kita menggunakan Istora Senayan terakhir kalinya untuk Indonesia Open.”
“Tetapi tentu disayangkan karena Indonesia menjadi satu-satunya negara sebagai tuan rumah Super 1000 yang belum mempunyai stadion berkapasitas lebih dari 10.000 orang,” tutur Armand.
“Di tempat lain semua venue untuk turnamen Super 1000 ini sudah di atas 14.000 penonton.”
“Kita memang belum ada venue yang memuat banyak penontin dan waktu itu kami dapat iming-iming bahwa kami bisa menggelar disana (Indonesia Arena) setelah melakukan uji survei kesana.”
Armand mengatakan bahwa pihaknya sudah tiga kali bolak-balik dengan tim, baik dengan BWF dan membawa pemain juga ke Indonesia Arena untuk mencoba lapangan latihan disana.
“Kami juga membawa tim pemain. Jawaban dari mereka bahwa kami ingin dengan ukuran tertentu untuk bisa layak dijadikan sebagai tempat lapangan sesuai dengan standar BWF,” tutur Armand.
“Setelah melakukan beberapa kali meeting, kami mendapatkan surat dari PPK-GBK bahwa kami tidak bisa mengadakan event di tempat tersebut karena strukturnya tidak bisa terpakai.”
“Dan juga alternatif kedua, kalau kami paksakan dengan memakai reaching dari bawah, itu bentuknya sangat tidak bagus.”
“Jadi akan sangat jelek untuk penonton bisa menyaksikan seperti ada gawang di bawah. Itu akan menurunkan kelas Indonesia Open nantinya,” ujar Armand.
“Tentu hal itu yang menjadi sumber pertama. Kami akhirnya mengurungkan niat dan meminta kepada pihak GPK untuk melakukan peninjauan.”
“PPK GBK sendiri sudah mengatakan kepada kami bahwa mereka akan memperbaiki dan semoga tahun depan kami bisa mengadakan kegiatan Indonesia Open di Indonesia Arena tersebut,” tutur Armand.
“Jadi itu mungkin alasan kenapa kita tidak mengadakan di sana. Tentu ini harapan besar, bukan hanya untuk kami sebagai pengurus PBSI yang bisa melaksanakan.”
“Tetapi juga kepada seluruh para badminton lover yang tentunya hadir ke Stadion.”
Sementara itu, untuk penjualan tiket Indonesia Open 2024 akan mulai dibuka pada 26 April mendatang.