TelkomTelstra.Co.Id – Kekalahan Barcelona secara tragis dari Real Madrid menyisakan kemarahan lagi untuk Xavi Hernandez.
Pada lakon El Clasico pekan ke-32 Liga Spanyol, Barca menyerah di Santiago Bernabeu.
Skor yang tercipta pada laga Minggu (21/4/2024) waktu setempat memihak tuan rumah 3-2.
Dua kali memimpin, dua kali pula Barcelona kehilangan keunggulan hingga akhirnya jadi korban comeback menit-menit akhir.
Gol kilat Andreas Christensen (6′) dibalas penalti sukses Vinicius Junior (18′).
Kemudian lesakan Fermin Lopez (69′) cuma membawa The Catalans memimpin lagi 4 menit sebelum disetarakan Lucas Vazquez (73′).
Jude Bellingham melakukan kekejaman yang sama bagi pasukan Xavi layaknya pertemuan pertama Oktober lalu dengan gol pembeda di menit-menit akhir.
Tembakan kaki kiri gelandang Inggris itu menaklukkan Marc-Andre ter Stegen untuk membuat skor berbalik 3-2 pada injury time.
Kalah secara mengenaskan, Xavi lagi-lagi melemparkan kesalahan kepada wasit Cesar Soto Grado dan para asistennya yang memandu pertandingan.
Dua insiden besar yang dikecam pelatih asal Spanyol itu adalah keputusan membatalkan ‘gol hantu’ Lamine Yamal dan pelanggaran Pau Cubarsi terhadap Vazquez.
Kejadian yang disebut terakhir melahirkan gol penyama skor lewat penalti Vinicius.
Adapun dalam kasus gol Yamal, kubu Barca menilai bola tembakan remaja ajaib Spanyol itu sudah melewati garis gawang ketika ditangkap kiper Andriy Lunin.
Namun, wasit menganggap kejadian itu belum layak dianggap gol di tengah keengganan LaLiga memakai teknologi garis gawang.
Padahal, andai gol Yamal disahkan, Barca bisa unggul 2-1 pada setengah jam pertandingan.
Xavi dan pasukannya sepakat menyerang keputusan wasit beserta asistennya.
Drama semakin memanas karena wasit yang sama, Soto Grado, ialah sosok yang mengusir Xavi ketika menghadapi Getafe di pekan pertama karena protes berlebihan dan ia dianggap mengambil banyak keputusan yang merugikan Barcelona.
“Semua orang melihatnya (gol Yamal). Tak perlu bicara lebih banyak lagi,” kata Xavi dikutip dari Mundodeportivo.
“Berbicara lantang bisa menyakitkan saya dan reputasi saya. Kalau kami bermain ulang, kami akan memenangi pertandingan ini.”
“Tapi ini bagian dari pertumbuhan klub dan proses belajar. Kami bersaing dan bermain lebih baik dari Madrid,” ujarnya.
Menariknya, kritik keras Xavi ini hanya selang beberapa hari dari aksi ngamuk-ngamuknya sampai menendang properti pertandingan di pinggir lapangan ketika Barca disingkirkan PSG di Liga Champions.
Xavi juga menanggapi komen Ter Stegen, yang menyebut bahwa kepemimpinan wasit memalukan.
“Saya sangat setuju. Itu kenyataannya. Sungguh hal memalukan,” imbuh Xavi.
“Saya merasakan ketidakadilan yang mencapai puncaknya hari ini. Pertandingan tidak adil,” lanjut eks maestro lini tengah El Barca.
Akibat kekalahan di El Clasico, Barcelona makin tertinggal dari Real Madrid.
Robert Lewandowski cs meraih 70 poin di peringkat kedua, kurang 11 angka dari sang rival bebuyutan yang semakin dekat dengan trofi Liga Spanyol.
Barca harus berharap campur tangan keajaiban dalam 6 partai sisa untuk menanti Madrid tersandung.