TelkomTelstra.Co.Id – Arsenal bermain cukup apik sepanjang musim 2023-2024 ini di ajang Liga Inggris.
Saat ini, Arsenal masih memuncaki klasemen sementara Liga Inggris dengan raihan 83 poin dari 36 pertandingan.
The Gunners masih memiliki peluang besar untuk meraih gelar juara Liga Inggris musim ini.
Akan tetapi, penampilan apik Arsenal tidak lepas dari kritikan berbagai pihak.
Salah satu pihak yang ikut mengkritik Arsenal adalah legenda Liverpool, Graeme Souness.
Poin yang paling mendapatkan sorotan Souness adalah cara Arsenal mengeksekusi bola-bola mati.
Mantan bek Liverpool tersebut menyebut bahwa The Gunners bermain dengan cara kotor saat mengeksekusi bola-bola mati.
Souness menilai bahwa hal itu merupakan kecurangan yang seharusnya mendapat sanksi dari wasit.
Ia mengambil contoh saat bek Arsenal, Ben White, mengganggu kiper Tottenham Hotspur, Guglielmo Vicario, ketika tendangan pojok.
White sempat tertangkap kamera mencoba melepas sarung tangan Vicario agar terganggu.
Skema tersebut berujung gol bunuh diri gelandang Spurs, Pierre-Emile Hojbjerg.
“Saya telah mendengar banyak pembicaraan tentang ‘kejeniusan’ dari ‘guru’ bola mati Arsenal dan pekerjaan luar biasa yang telah ia lakukan dalam upaya tim untuk meraih gelar juara,” ucap Souness.
“Baiklah, maafkan saya karena telah membongkarnya di sini, tetapi di tengah semua kegembiraan tentang gol-gol yang dicetak Tottenham melalui tendangan sudut pekan lalu, ada hal yang sangat signifikan yang terlewatkan. Dua dari gol-gol tersebut seharusnya tidak dihitung.”
“Kita menyaksikan sebuah strategi yang tersembunyi, sangat disengaja, dari Arsenal, dan Ben White secara khusus, untuk menghalangi penjaga gawang dengan cara yang akan menghindari deteksi oleh wasit,” lanjutnya.
Souness bahkan meminta para pengadil lapangan untuk melihat kembali aturan yang telah ditetapkan oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).
“Bolehkah saya menyarankan para wasit untuk membaca buku peraturan FA mereka untuk mendapatkan definisi dari istilah tersebut?” kata Souness.
“Hukum 12 menyatakan, secara hitam dan putih, bahwa obstruksi adalah ‘bergerak ke jalur lawan untuk menghalangi, memblokir, memperlambat, atau memaksa perubahan arah ketika bola tidak berada dalam jarak permainan salah satu pemain,” imbuh Souness.
Souness tidak segan menyebut cara Arsenal untuk mengeksekusi bola mati tersebut adalah suatu kecurangan.
Oleh karena itu, sanksi harusnya sudah dijatuhkan sejak lama kepada Arsenal, khususnya Ben White, sejak lama.
“Set-piece jenius? Sebut saja saya kuno, tetapi apa yang kita lihat di sini adalah kecurangan,” tutur Souness.
“Pemblokiran oleh para pemain dari bola mati ini lebih sering terjadi daripada sebelumnya, yang menjadi tantangan tersendiri bagi para wasit.”
“Namun Arsenal melakukan hal ini di setiap pertandingan dan selalu dilakukan oleh White, jadi seharusnya hal ini sudah terjadi sejak lama,” ucap Souness mengakhiri.
Meski demikian, belum ada sanksi yang diterima oleh Arsenal dan keterangan lebih lanjut dari FA mengenai insiden tersebut.