TelkomTelstra.Co.Id – Chelsea menghancurkan Everton pada lanjutan Liga Inggris di Stamford Bridge, Senin (15/4/2024).
Anak asuh Mauricio Pochettino menghujani gawang Jordan Pickford enam gol tanpa balas.
Di balik kemenangan meriah ini, ada sebuah momen memalukan yang diperlihatkan awak Chelsea.
Dalam kondisi sudah unggul telak 4-0, para pemain The Blues terlibat perselisihan untuk mengambil penalti.
Pada menit ke-61, wasit menunjuk titik putih setelah Cole Palmer dijatuhkan pemain lawan di zona terlarang.
Perdebatan soal siapa yang mengambil penalti pun memanas dengan melibatkan 3 pemain.
Sampai-sampai kapten Conor Gallagher ikut meredakan situasi.
Noni Madueke yang pertama memegang bola, lalu diambil Gallagher.
Gallagher menyerahkannya kepada Cole Palmer.
Palmer memang menjadi juragan penalti di Liga Inggris musim ini.
Gelandang berusia 21 tahun itu sukses menyarangkan 8 gol dalam 8 eksekusi sejak gabung Chelsea.
Tapi dari kejauhan, Nicolas Jackson berlari dan mencoba merebut bola dari Palmer.
Palmer mendorong dada rekannya tersebut dan berusaha meletakkan bola di titik putih.
Sementara itu, argumen terus berlangsung dan Gallagher menyuruh Madueke serta Jackson kembali ke posisi mereka dan membiarkan Palmer menembak.
Perselisihan kelar dan Palmer pun sukses menyarangkan bola secara mulus ke gawang Everton.
Gol penalti tersebut merupakan lesakan kelima bagi Chelsea dalam partai ini.
Palmer melengkapi ukiran quattrick alias 4 gol.
Dua torehan lain dibuat Jackson di akhir babak pertama dan Alfie Gilchrist menjelang bubaran.
Kemenangan yang memuaskan untuk Pochettino, tetapi sikap kekanak-kanakkan pemainnya membuat publik membelokkan hasil fantastis itu ke momen negatif.
“Ini sungguh memalukan. Kami tak bisa berkelakuan seperti ini,” kata Pochettino kepada BBC Sport.
“Saya bilang kepada mereka. ‘ini adalah terakhir kalinya mereka melakukan hal itu’.”
“Tidak mungkin untuk memiliki sikap seperti ini setelah performa bagus yang ditunjukkan tim.”
“Kalau kami ingin menjadi tim hebat, kami harus mengubah sikap dan berpikir secara kolektif,” imbuh si bos.
Aksi rebutan penalti juga disoroti Dele Alli, awak Everton yang menjadi analis tamu di Sky Sports.
Pemain yang sedang menjalani rehabilitasi cedera itu menganggap perselisihan mereka membuktikan skuad Chelsea belum dewasa.
Pasalnya, pemain The Blues tidak sedang dalam tekanan untuk mencetak gol karena sudah unggul telak.
“Bagi saya, ini menunjukkan umur mereka,” kata Alli, pedas.
“Sungguh memalukan karena mereka melakukan ini dalam malam luar biasa dan orang-orang membicarakan insiden ini daripada performa luar biasa mereka,” ujarnya.
Terlepas dari kejadian tersebut, Pochettino tak luput memuji penampilan pasukannya.
Chelsea mengemas kemenangan terbesarnya musim ini demi menaikkan posisi ke peringkat 9 klasemen Liga Inggris.
Pujian paling banyak diberikan buat Palmer, sang pembuat quattrick yang menambah koleksinya menjadi 20 gol guna menyaingi Erling Haaland di puncak daftar top scorer.
Pochettino mengingatkan bahwa Palmer adalah algojo utama Chelsea.
“Penendang penalti adalah Palmer. Dia yang perlu menentukan apakah ingin memberikan bola kepada rekan setim,” tutur sang pelatih.
“Ini proses untuk sebuah tim muda yang perlu belajar banyak. Saya meminta maaf kepada fan.”
“Mereka harus belajar dan menjadi profesional. Sebuah contoh jelas bahwa ini adalah proses yang harus kami pelajari,” imbuhnya.
Sementara itu, Palmer sendiri menganggap insiden tersebut secara santai seusai laga.
“Pemain lain ingin mengambilnya, tapi saya adalah eksekutor penalti dan saya ingin melakukannya,” ujar pemain jebolan Man City.
“Kami menunjukkan bahwa semua orang ingin mengambil tanggung jawab.”
“Mungkin itu sedikit berlebihan, tapi semua orang ingin menang. Kami tertawa dan bercanda mengenai itu,” lanjutnya.